Rindu

Jakarta759 Dilihat

Rindu adalah perasaan alami yang bisa dialami setiap manusia, baik terhadap sesama manusia maupun kepada Tuhan, Sang Pencipta. Menurut Ustaz Abdul Somad, seorang ulama terkenal, rasa rindu kepada Tuhan atau *syauq ilallah* merupakan manifestasi dari keinginan mendekatkan diri kepada-Nya. Dalam Islam, rindu kepada Allah adalah salah satu bentuk cinta kepada-Nya, yang sering diungkapkan melalui ibadah dan zikir. Ustaz Somad menjelaskan bahwa seseorang yang benar-benar rindu kepada Allah akan mencari cara untuk mendekatkan diri melalui amal saleh dan memperbanyak ibadah.

Dari sudut pandang psikologi Islam, Dr. Aisyah Dahlan, seorang psikolog yang berfokus pada spiritualitas, menjelaskan bahwa rindu kepada Allah membawa dampak positif bagi keseimbangan emosi dan kesehatan mental. Rasa rindu ini memotivasi seseorang untuk introspeksi dan meningkatkan hubungan dengan Sang Pencipta. “Merindukan Allah adalah panggilan jiwa untuk kembali ke fitrah, yang berarti kembali ke kebersihan hati dan niat untuk menjalani hidup sesuai dengan perintah-Nya,” ungkap Dr. Aisyah.

Dari sisi sufisme, seorang ulama sufi, Habib Ali Al-Jufri, menekankan bahwa rindu kepada Allah adalah salah satu tahapan dalam perjalanan spiritual menuju ma’rifatullah, yakni pengenalan mendalam kepada Allah. Habib Ali menyebut bahwa rasa rindu ini sering kali muncul ketika seseorang mulai merasa kehilangan arah dalam kehidupan duniawi dan menyadari kebutuhannya terhadap kasih sayang dan petunjuk dari Sang Pencipta.

Sementara itu, menurut Dr. Fitriani, seorang sosiolog yang mempelajari interaksi sosial dalam konteks agama, rindu kepada Allah juga dapat dilihat sebagai respons terhadap ketidakpastian dan tekanan hidup modern. “Dalam masyarakat yang serba cepat dan penuh tuntutan, rasa rindu kepada Yang Maha Kuasa menjadi bentuk pelarian positif, di mana seseorang mencari ketenangan di tengah hiruk pikuk kehidupan,” ujar Dr. Fitriani. Dia menambahkan bahwa dalam konteks sosial, semakin banyak orang yang mencari kedamaian spiritual di tengah gejolak kehidupan materialistik saat ini(WA)

Komentar