Masyarakat Cirebon Harus Mewaspadai Skandal Sistem Tirani dalam Pengelolaan PADesa Yang Keliru

Tintarakyat.com, Kabupaten Cirebon – Cirebon, 9 Juli 2023 – Meningkatkan daulat negara Indonesia merupakan tugas yang tak terpisahkan bagi seluruh warga negara, termasuk masyarakat di Cirebon. Untuk mewujudkan hal tersebut, penting bagi masyarakat untuk memahami dan mewaspadai ancaman sistem tirani dalam pengelolaan Pendapatan Asli Desa (PAD) yang tengah di sorot tajam.

Dalam konteks penguatan daulat negara, desa menjadi panggung utama yang dapat memperkuat keberlanjutan negara Indonesia. Partisipasi aktif masyarakat dalam pengelolaan sumber daya dan pembangunan lokal menjadi landasan penting untuk mencapai daulat negara yang tangguh dan berdaulat. Oleh karena itu, keterlibatan masyarakat bisa di mulai dari tingkat desa dalam menentukan kebijakan dan kontrol sosial terkait penggunaan PADesa menjadi langkah awal yang harus diambil.
Partisipasi masyarakat di tingkat desa dapat dilakukan melalui mekanisme demokrasi yang inklusif dan transparan. Pemerintah desa perlu memberikan akses informasi yang memadai, melibatkan masyarakat dalam proses pengambilan keputusan, dan memberikan kesempatan bagi mereka untuk menyuarakan aspirasi. Dengan demikian, potensi lokal dapat dimanfaatkan secara optimal untuk memajukan desa dan negara secara keseluruhan.

Pemerintah pusat dan pemerintah daerah memiliki peran penting dalam memberikan perhatian serius terhadap penguatan partisipasi masyarakat di tingkat desa. Melalui pembinaan dan pemberdayaan masyarakat desa, seperti pemahaman akan demokrasi, pengelolaan sumber daya, serta kemampuan administrasi dan kepemimpinan, partisipasi masyarakat dapat menjadi lebih efektif. Dukungan kebijakan, sumber daya, dan pelatihan yang memadai perlu disediakan guna memastikan keberhasilan partisipasi masyarakat.

Dengan partisipasi masyarakat desa yang kuat, daulat negara Indonesia akan semakin kokoh. Partisipasi yang aktif di tingkat desa akan menjadi fondasi yang kuat bagi kekuatan negara secara keseluruhan. Melalui kesadaran kolektif dan semangat gotong royong, Indonesia dapat mempertahankan kebebasan, kedaulatan, dan kesejahteraan bagi seluruh warganya.

Namun, dalam perjalanan mencapai daulat negara yang kuat, masyarakat Cirebon juga perlu mewaspadai ancaman sistem tirani. Pengelolaan PADesa yang terindikasi sistem tirani dapat mengakibatkan penyalahgunaan kekuasaan, korupsi, dan pelanggaran hak asasi manusia. Oleh karena itu, penting bagi masyarakat untuk meningkatkan pemahaman dan kesadaran terhadap ancaman ini, serta bersama-sama melawan segala bentuk penindasan, pembodohan, dan penjajahan mental.

Melalui penguatan partisipasi masyarakat di tingkat desa, Indonesia dapat mengukir masa depan yang lebih kuat dan berdaulat. Pemerintah, lembaga masyarakat, dan seluruh warga negara di Cirebon diharapkan dapat bekerja sama dalam mewujudkan visi bangsa yang maju, adil, dan berdaulat. Masyarakat desa sebagai tulang punggung pembangunan harus diakui, didukung, dan diberdayakan sebagai garda terdepan dalam menjaga daulat negara Indonesia yang berdaulat.

Mewaspadai ancaman sistem tirani dalam pengelolaan PADesa adalah langkah penting dalam memperkuat daulat negara. Dengan bersatu dan berpartisipasi aktif, masyarakat Cirebon dapat melindungi dan meningkatkan keberlanjutan negara Indonesia yang berlandaskan prinsip demokrasi, keadilan, dan partisipasi yang inklusif.

Pengelolaan Pendapatan Asli Desa (PAD) yang seharusnya menjadi pilar demokrasi di tingkat lokal, kini terindikasi dan mulai terungkap sebagai sistem tirani yang merusak masa depan bangsa. Sistem tirani, yang merupakan bagian dari upaya penjajahan mental yang merusak moral dan pembodohan generasi, semakin mengancam keberlangsungan demokrasi dan menghancurkan harapan untuk kemajuan yang berkelanjutan.

Dalam praktik tirani ini, para oknum pengelolaan PAD mengklaim diri mereka sebagai pendukung demokrasi, namun pada kenyataannya mereka hanya menjalankan agenda mereka sendiri. Mereka menggunakan kekuasaan mutlak untuk menindas dan membatasi kebebasan individu, dengan melakukan pelanggaran hak asasi manusia, penganiayaan politik, serta pembungkaman kebebasan berbicara.

Mewaspadai system tirani, rakyat sering kali tidak memiliki hak untuk Demokrasi secara bebas dan teregulasi, dan keputusan politik dibuat oleh individu atau kelompok kecil yang menguasai pemerintahan. Korupsi, penyalahgunaan kekuasaan, dan pelanggaran terhadap hukum sering kali menjadi ciri khas rezim tirani.

Selain menjadi ciri khas rezim tirani dalam pengelolaan PADesa, sekolompok yang terinfeksi system tirani akan mencari jalan untuk mengelabui masyarakat atau lembaga yang membidangi kontrol sosial bahkan Aparat Penegak Hukum (APH), Tentunya masyarakat atau Lembaga yang membidangi kontrol sosial serta Aparat Penegak Hukum (APH) harus memiliki prinsip demokrasi, hal tersebut demi menjaga kedaualatan hak asasi manusia untuk mempertahan kan prinsip dan moral sebagai ujung tombak penjaga demokrasi paling utama demi menjaga harkat dan martabat Pancasila.

Tidak sedikit sistem tirani ini juga terlibat dalam praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme (KKN) yang merajalela, memperkaya diri sendiri sambil memeras kekayaan sumber daya manusia dan sumber daya alam. Oknum pemimpin otoriter ini mencoba mengemas tindakan mereka dengan berkedok demokrasi, namun pada hakikatnya mereka bermain dalam politik yang licik dan picik. Masyarakat yang seharusnya merasakan manfaat dari PADesa justru dijajah oleh saudara sendiri, dihancurkan oleh sistem yang hipokrit dan jauh dari prinsip demokrasi serta meritokrasi.

Kondisi ini menimbulkan dampak yang meluas terhadap generasi bangsa. Mereka menjadi korban dari sistem tirani yang menghancurkan harapan mereka untuk masa depan yang lebih baik. Generasi muda, yang seharusnya menjadi agen perubahan dan inovasi, terjebak dalam penjajahan mental yang menghancurkan moral dan kemampuan berpikir kritis. Mereka dipaksa untuk tunduk pada kehendak tiran yang hanya mengutamakan kepentingan diri sendiri.

Masyarakat Cirebon harus mewaspadai bahaya sistem tirani dalam pengelolaan PADesa yang melibatkan penjajahan mental dan moral serta pembodohan harus ditanggulangi sejak dini sebelum kebobrokan ini berdampak pada mental generasi anak bangsa. Generasi bangsa harus diberdayakan melalui pendidikan yang menanamkan nilai-nilai demokrasi, kebebasan berpikir, dan penghargaan terhadap meritokrasi. Pemerintah, lembaga pendidikan, dan semua elemen masyarakat harus bersatu untuk melawan system tirani demi melindungi masa depan bangsa di mulai dari tingkat desa.

Dengan tajamnya ancaman sistem tirani dalam pengelolaan PADesa, tindakan tegas harus segera diambil dan tindakan terukur. Pemerintah harus mengusut tuntas praktik korupsi dan menegakkan hukum secara adil. Masyarakat harus bersatu dalam melawan segala bentuk penindasan, pembodohan, dan penjajahan mental. Hanya dengan memberantas system tirani ini, bangsa ini dapat mencapai kemerdekaan yang sejati dan mewujudkan visi bangsa yang adil, demokratis, dan berkeadilan sesuai Pancasila.

Tirani adalah kebalikan dari demokrasi, di mana kekuasaan berada di tangan sekelompok rakyat yang keliru. Meskipun tirani dapat memberikan stabilitas sementara bagi oknum pemimpin otoriter, kehidupan di bawah rezim tirani sering kali penuh dengan ketidakadilan, ketidakpastian, dan pelanggaran hak asasi manusia serta tidak sedikit yang melanggar Perbuatan Melawan Hukum (PMH).

Komentar