Padang, Tinta Rakyat – Keluarga adalah unit terkecil dalam struktur sosial, dan merupakan pintu pendidikan utama bagi anak terutama pencegahan perkawinan usia <19 tahun dan Kekerasan Terhadap Perempuan/KTP. Keluarga dalam masyarakat terdiri dari kepala keluarga, dan anggota keluarga yaitu individu-individu dengan lintas usia, posisi, jenis kelamin, lintas kemampuan yang tinggal dalam satu atap, saling terikat, dan saling ketergantungan satu sama lain. Untuk itu, setiap anggota keluarga seyogyanya memiliki rasa empati, yang mana empati merupakan kemampuan untuk memahami dan merasakan perasaan anggota keluarga lainnya.
Empati adalah dasar yang sangat penting untuk membangun hubungan yang kuat antar keluarga, melalui komunikasi yang terbuka dan lingkungan yang mendukung di dalam keluarga. Empati juga memungkinkan anggota keluarga untuk terhubung satu sama lain pada tingkat emosional, menciptakan rasa aman dan saling mendukung. Empati harus dibangun dengan komunikasi yang baik di dalam keluarga, yang dapat menjadi kunci keharmonisan dan kedekatan antar anggota keluarga. Komunikasi yang efektif melibatkan kemampuan untuk saling mendengarkan dan memahami satu sama lain didalam keluarga.
Momentum Hari Keluarga Nasional (Harganas) yang diperingati setiap 29 Juni, merupakan perwujudan pentingnya arti keluarga sebagai institusi terdekat kepada setiap orang dalam masyarakat. Sejak awal Konsorsium Perempuan Sumatera Mampu (PERMAMPU) juga meyakininya, dan secara khusus meresponsnya dengan pendekatan pendidikan keluarga, seperti menerbitkan Buku Pegangan Orangtua untuk Pendidikan Kesehatan Tubuh dan Reproduksi untuk Anak, serta membangun Keluarga Peduli HKSR. Hingga pada tahun 2023 melalui dukungan program INKLUSI yang merupakan kemitraan Australia dan Indonesia menuju Masyarakat Inklusif, PERMAMPU mengembangkan pendekatan Gerakan Keluarga Pembaharu untuk pencegahan dan penanganan perkawinan <19 tahun.
Saat ini, PERMAMPU telah mengidentifikasi 97 calon keluarga pembaharu dari 25 Kabupaten di 8 Provinsi pulau Sumatera. Calon keluarga mulai dijangkau untuk berdiskusi kritis melalui kunjungan rumah atau pertemuan di tingkat kabupaten dll. Sebagian besar calon keluarga yang terlibat dalam diskusi kritis menunjukkan perubahan. Ada yang mulai terbuka dan mau dilibatkan dalam diskusi, mulai membangun komunikasi di keluarga, berbagi peran dalam rumah tangga dan paling menonjol yaitu mulai menyampaikan ceramah di acara nasehat perkawinan.
Tujuan diskusi dan perayaan ini, untuk meningkatkan pemahaman pentingnya sikap empati intergenerasi dan antar anggota keluarga yang berbeda kemampuan maupun identitas gendernya di keluarga dengan memperkuat komunikasi interpersonal, saling memahami dan memperhatikan antar anggota keluarga.
Melalui Peringatan Hari Keluarga yang jatuh pada 29 Juni 2025 tahun ini dengan tema “Membangun Empati Intergenerasi di Keluarga” PERMAMPU ingin merefleksikan dan memperkuat kembali pentingnya empati dalam keluarga sebagai upaya pendidikan kritis.
Perayaan dilaksanakan oleh PESADA sebagai host PERMAMPU secara hybrid di lokasi keluarga-keluarga dan kelompok dampingan Konsorsium dari 8 provinsi pada, Rabu (25/6/2025). Nara sumber dalam kegiatan ini adalah Nani Zulminarni Direktur Ashoka Asia Tenggara dan Penggagas GAHARU, untuk berbicara mengenai Empati dan Komunikasi intergenerasional serta antar posisi dan kemampuan (ability) dalam keluarga. Bertindak sebagai moderator Dina Lumbantobing Koordinator PERMAMPU, dan sebagai MC/Host Ana YP Asisten Koordinator PERMAMPU.
Dari Provinsi Sumatera Barat (Sumbar) diikuti sebanyak 48 orang peserta, terdiri dari anggota Lembaga Pengkajian Pemberdayaan Masyarakat (LP2M) perwakilan PERMAMPU, unsur media dan keluarga pembaharu dari tiga Kabupaten, melaksanakan melalui zoom dari Kabupaten Padang Pariaman bertempat di ruang Mulia Lt. 3 ZHM Premier Hotel Kota Padang, juga dari Batusangkar Kabupaten Tanah Datar dan tiga titik di Kabupaten Kepulauan Mentawai.
Hadir dalam pertemuan, Felmi Yetti Direktur Eksekutif LP2M, Tanty Herida Koordinator Program dan Igusnovaldi Kepala Divisi Pengelolaan Program LP2M Sumbar.
Untuk pengantar sekaligus perkenalan, disampaikan oleh Ibu Yudelmi Cik Uniang Ketua RKPAR Sumatera mewakili peserta dan diakhiri dengan yel-yel PERMAMPU Sumatera Barat yang ditampilkan oleh seluruh peserta yang hadir.
Kegiatan dilanjutkan dengan diskusi kelompok yang dibagi dalam kelompok perempuan muda, kelompok Istri, kelompok Bapak-bapak dan kelompok Lansia. Dibahas dalam diskusi, Apa Tantangan yang dihadapi oleh masing-masing kelompok saat membangun komunikasi dalam keluarga. Kemudian, langkah awal yang diberikan untuk mengatasi tantangan tersebut.
Usai diskusi, acara dilanjutkan dengan makan siang dan kembali ke pertemuan hybrid. Pada sesi terakhir LP2M mengajukan masukan, berdasarkan hasil diskusi kelompok semula yang sudah di metaplan. (AS)
Komentar