Tintarakyat- Lampung Selatan
Tim Pangkalan Angkatan Laut ( Lanal ) Lampung bersama gabungan Basarnas Lampung Selatan, melaksanakan Cek dan evakuasi alat satelit EPIRB pancaran signal distress kapal LCT. Cahaya Maulida yang kandas di Perairan Pulau Sanghiyang dengan titik kordinat (05°55.348’S / 105°48.807’E).
EPIRB merupakan singkatan dari Emergency Position-Indicating Radio Beacon, yaitu perangkat pemancar radio digital yang digunakan untuk mengirimkan sinyal darurat dalam keadaan darurat di laut
Dari pos Basarnas Muara Piluk Desa Bakauheni Kecamatan Bakauheni Kabupaten Lampung Selatan, Tim Gabungan TNI-AL Lanal Lampung bersama Basarnas bertolak
menuju titik lokasi yang telah di tentukan sekitar pukul 11.30 wib.
Babinpotmar Pos Binpotmar Bakauheni Lanal Lampung Kopka Beni Subarja, mewakili Danposal Kalianda Lampung Selatan Letnan Satu Dwi Ferian menyampaikan kronologi bahwa pada hari Jum’at tanggal 30 Agustus 2024 Sekitar pukul 21:00 Wib LCT Cahaya Maulida keberangkatan dari Tegal menuju Pelabuhan Panjang mengalami cuaca buruk yang mengakibatkan Kapal berubah haluan, dan pada ahirnya Kandas di Karang Koliot Perairan Sanghiyang. Dan saat itu juga telah dilakukan evakuasi kru kapal yang berjumlah 8 orang dalam keadaan selamat.
“Terkait kejadian tersebut pada hari ini Senin, 04 November 2024 dengan adanya laporan ke kantor Basarnas Provinsi Lampung dari kapal-kapal yang melintas di perairan alur laut selat Sunda Bakauheni-Merak dan sekitar Pulau Sangiang di lokasi Kapal LCT kandas masih memancarkan signal distress sebagai tanda bahaya kapal dalam keadaan darurat dan mengganggu navigasi pelayaran. Dengan laporan tersebut, TNI AL Bakauheni berkordinasi beserta pihak DitPolairud Polda Lampung, PolairudRes Lamsel, KSOP wilayah Bakauheni guna menindak lanjuti laporan yang masuk.”Terang Kopka Beni Subarja,
Masih kata Dia, “Selanjutanya TNI-AL Lanal Lampung bersama Basarnas menuju TKP guna melakukan pengecekan kondisi kapal LCT. Cahaya Maulida dan berupaya mengambil EPIRB yang memancarkan signal tersebut agar tidak mengganggu navigasi lalu lintas laut”. Ujar Kopka Beni Subarja.
“KMP. Cahaya Maulida masih memancarkan signal distress sebagai tanda bahaya kapal dalam keadaan darurat dan mengganggu navigasi pelayaran. Saat ini telah dilaksanakan pengecekan dan berhasil mengevakuasi pengambilan epirb yang memancarkan signal distress sebagai tanda bahaya diatas kapal,”Pungkasnya.(mud/aqs)
Komentar