Batu Bara, tintarakyat com
Terkait aksi demo yang dilakukan Aliansi Masyarakat Terdampak (AMT) polusi dari PT MNA (Multi Nabati Asahan) di Kuala Tanjung, Kecamatan Sei Suka, Kabupaten Batu Bara, Provinsi Sumatera Utara (Sumut). Rabu (08/11/2023).
Manager PT MNA “AL” saling buang badan dengan bawahannya “NA”, diduga takut akan diketahui hasil dari pertemuan yang dilakukan antara perwakilan pihak perusahaan dengan keterwakilan para pendemo.
“Team masih di ruang meeting, ntar boleh kontek – kontek dengan Bu AN juga ya bang,”arahan AL, Rabu (08/11/2023).
Selain itu, AL juga mengucapkan terima kasih atas dukungan semua pihak, sehingga musyawarah kedua pihak antara pihak perusahan dengan perwakilan para pendemo.
Sementara itu, “AN” ketika di konfirmasi Wartawan melalui via WhatsApp mengarahkan untuk satu pintu informasi melalui Humas, tapi anehnya, “AN” sama sekali tidak memberikan ruang untuk konfirmasi dengan Humas, begitu juga Nomor kontak Humas PT MNA tersebut.
“Pak, baiknya mohon dapat koordinasi dengan Humas MNA,” sampai NA melalui via WhatsApp.
Dimana, tuntutan para pendemo tersebut terkait limbah pabrik, bau busuk, banjir, bising, asap, abu, selain itu, tidak ada kepastian pembebasan rumah warga terdampak.
Padahal, pendataan surat tanah warga sudah diambil oleh pihak perusahaan, selain itu telah selesai dalam pengukuran luas lahan akan tetapi tidak kunjung terealisasi atas ganti rugi.
Sebab, telah berjalan selama 3 bulan, namun pihak manajemen pihak perusahaan belum memberikan suatu keputusan akan pembayaran lahan (tanah) dan rumah warga yang terdampak dari perusahan tersebut, kiri dan kanan pintu masuk gerbang PT MNA yang telah beroperasi selama 25 tahun.
Sedangkan, setetes minyak goreng tidak kunjung diterima, hanya bau busuk yang dirasakan warga, hal itu tertuang pada spanduk pendemo pada waktu aksi tersebut. (Suf)
