Baru-baru ini ahli Epidemiologi Universitas Andalas mengemukakan pendapat dari hasil penelitiannya, tentang jumlah pasien positif Covid-19 di Sumatera Barat. Dari hasil penelitian itu 41,89% pasien Covid-19 berumur 20 sampai 29 tahun, 14,86% pasien berumur 30-39 tahun, 12,16% pasien berumur 40-49 tahun, 12,16% pasien berumur 50-59 tahun, 10,14% pasien berumur 60-69 tahun dan 2,03% pasien berumur 1-19 tahun.
Hasil penelitian, memperlihatkan jumlah pasien positif Covid-19 terbesar di Sumatera Barat adalah kaum milenial atau kaum muda. Tentunya dari hasil penelitian itu, bisa disimpulkan bahwa kaum milenial sebagai salah satu penular terbesar virus ini.
Kenapa kaum milenial menjadi sasaran terbesar yang terjangkit dan penyebab terjadinya penyebaran virus ini? Karena, kaum milenial di Sumatera Barat memiliki kebiasaan berkumpul, nongkrong di warung dan sering berkegiatan diluar ruangan. Tentunya dari kebiasaan milenial ini, menjadi salah satu faktor penyebab terbesar penularan virus tersebut.
Ditambah lagi, tingkat kesadaran minenial sangat kurang dan adanya beberapa daerah di Sumatera Barat yang masih di anggap daerah aman dari penyebaran Covid-19. Hal ini membuat sebagian masyarakat, setempat menganggap sepele bahkan tidak sedikit dari masyarakat itu meremehkan virus ini.
Namun kalau kita tinjau kembali, kaum milenial bisa diibaratkan pisau bermata dua. Memang, kaum milenial sebagai salah satu faktor penyebab penyebaran Covid-19 terbesar di Sumatera Barat. Namun, kaum milenial juga bisa menjadi salah satu yang paling berperan dalam memutus mata rantai penyebaran virus ini.
Lantas, bagaimana seharusnya peran milenial untuk ikut serta mengambil perannya dalam usaha memutus mata rantai penyebaran Covid-19?
Disini kita berikan contoh untuk milenial nagari di Sumatera Barat. Disaat kondisi wabah Covid-19 yang kian hari kian meningkat, masyarakat mulai mengalami kepanikan. Tiap hari masyarakat dihantui rasa takut karena wabah ini tidak mengenal jabatan, posisi bahkan status.
Dapat kita lihat seperti di negara-negara yang sudah mengalami Covid 19, beragam profesi sudah positif. Semua pihak harus turut serta mengatasi penyebaran wabah Covid 19 dan gotong royong adalah tindakan yang sangat diperlukan untuk mengatasi penyebaran Covid-19.
Di tengah kondisi yang tidak ringan ini, kita semua harus bertindak progresif dan komprehensif. Termasuk kaum milenial, yang salah satunya penyebab terbesar penyebaran Covid-19 perlu memiliki kesadaran yang tinggi. Mereka hadir dengan mendorong bahkan melakukan keswadayaan secara sinergis dan bergerak bersama.
Banyak yang bisa di lakukan milenial dalam membantu memutus mata rantai penyebaran Covid-19 di Sumatera Barat, dengan memulai dari tingkat nagari melakukan beberapa tindakan yang perlu di lakukan oleh milenial nagari. Salah satunya adalah, pemanfaatan teknologi dengan fokus pemberdayaan pemuda di Nagari.
Program ini sangat terbuka untuk dikembangkan oleh kaum milenial, seperti memberikan edukasi melalui media online atau dengan membuat video atau foto yang dapat meningkatkan kesadaran dan himbauan kepada masyarakat nagari. Sehingga program tersebut menimbulkan kesadaran masyarakat untuk mematuhi himbauan pemerintah, dalam upaya memutus mata rantai penyebaran Covid-19 di Sumatera Barat.
Selain itu, milenial nagari juga bisa membentuk tim relawan untuk membantu gugus tugas Covid-19 di tingkat nagari atau kecamatan dalam upaya memutus mata rantai penyebaran Covid-19. Dan relawan akan bertugas mensosialisasikan tentang gejala, cara pencegahan, dan bahayanya virus ini kepada masyarakat setempat secara langsung.
Dengan merosotnya perekonomian dan langkanya alat perlindungan diri, membuat masyarakat semakin susah untuk mendapatkan makanan dan alat perlindungan diri. Disini, milenial juga bisa mengambil tindakan untuk membuka donasi berupa sumbangan uang tunai, sembako ataupun alat perlindungan diri. Kemudian, kaum millenial akan menyalurkan kepada masyarakat yang membutuhkan secara cepat, tepat dan transparan. Sehingga upaya yang dilakukan, dapat mengurangi beban mereka di tengah wabah Covid-19 ini.
Kaum milenial memiliki tenaga yang kuat dan semangat kerja yang tinggi, juga bisa melakukan aksi turun ke tempat-tempat umum atau rumah-rumah. Mereka secara sukarela melakukan penyemprotan Disinfektan, sebagai bentuk upaya mengantisipasi berkembangnya virus di tengah-tengah kehidupan masyarakat.
Itulah beberapa kegiatan yang seharusnya dapat dilakukan oleh milenial nagari di Sumatera Barat. Kaum milenial sebagai penerus bangsa, sudah saatnya harus bertindak cepat dan memanfaatkan peluang untuk berbuat.
Kurangi berkumpul-kumpul, nongkrong di warung dan berkegiatan di luar ruangan pada saat wabah Covid-19 dan meningkatkan kepedulian kepada sesama. Sehingga akan merubah haluan pemikiran kita terhadap kaum millenial, dari yang sebelumnya sebagai salah satu penyebab terbesar penyebaran Covid-19 di Sumatera Barat, sekarang menjadi salah satu elemen yang berperan besar dalam membantu pemerintah untuk memutus mata rantai penyebaran Covid-19 di tengah masyarakat.
Akhirnya penulis menyimpulkan, bahwa yang dapat dilakukan oleh kaum millenial di nagari diantaranya adalah? Bahu membahu dan meningkatkan kesadaran akan bahayanya Covid-19, gunakan teknologi saat ini dan gunakan tenaga serta pikiran kaum milenial untuk kemaslahatan bersama.
Wassalam.
(Adi Saputra)
Ketua Umum Karang Taruna Kecamatan Ulakan Tapakis.
Komentar