JAKARTA – Politisi PAN Guspardi Gaus mengapresiasi tangkap tangan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) terhadap Gubernur Sulawesi Selatan (Sulsel) Nurdin Abdullah. Kendati, banyak pihak beranggapan penangkapan tersebut hanya ecek-ecek (operasi kecil).
“Saya terus terang kaget dan tidak mengira saat mengetahui Nurdin Abdullanh terjaring OTT KPK. Karena beliau selama ini dikenal berotegritas dan berprestasi. Beberapa kali diganjar penghargaan sebagai tokoh anti korupsi, tokoh perubahan dan sederet penghargaan lainnya. Walaupun ICW mengatakan, OTT KPK ini hanya ecek-ecek. Bagaimanapun dalam hal ini kami memberikan apresiasi yang tinggi kepada KPK,” ujar Guspardi Gaus melalui sambungan telepon, Senin (01/03/2021).
Ia menegaskan, KPK harus konsisiten mengusut tuntas tipikor kepala daerah (Kada) lainnya. Karena, terindikasi lembaga anti rasuah ini masih tebang pilih pada penegakkan hukum tipikor.
“KPK jangan takut, harus proposional dan profesional. Harus konsisten mengusut tuntas sampai ke akar-akarnya. Jangan teindikasi lembaga anti rasuah ini terindikasi masih tebang pilih dalam penegakaSaya yakin, Presiden dan partai manapun akan mendukung KPK,” kata anggota komisi II DPR RI ini.
Indeks persepsi korupsi di Indonesia menurun. Ini dipengaruhi oleh beberapa faktor, di antaranya UU KPK dan kinerja KPK. “Jadi KPK harus lebih efektif dan giat lagi bekerja dengan menampakkan hasil yang lebih maksimal ,” ucap Guspardi.
Legislator dapil Sumbar 2 itu menegaskan, operasi tangkap tangan KPK jangan hanya untuk pencitraan. Dan harus berorientasi mencegah tipikor dan memperlihatkan kinerja maksimal untuk qmemberantas korupsi itu sendiri. Jangan hanya karena ingin dianggap kerja, karena sudah lama tidak melakukan pengungkapan kasus. Ini yang tidak boleh
Untuk itu, KPK harus memiliki target, agar indeks persepsi korupsi di Indonesia lebih baik. Dan yang lebih penting bagaimana setiap penindakan yang dilakukan KPK bisa memberi efek jera kepada kepala daerah, pejabat negara maupun pihak swasta dan lainnya.
“Komitmen antikorupsi itu butuh konsistensi, punya komitmen yang kuat dan teguh menghindari upaya korupsi itu. Jadi harus tahan terhadap berbagai godaan untuk menerima suap, dan melakukan penyimpanan-penyimpanan lain,” tutur Guspardi yang akrab disapa Pak GG itu.
Indikasi tindak pidana korupsi di daerah itu di sinyalir masih banyak dan belum terungkap saja. Kabupaten/kota dan provinsi itu jelas sekali rentan terhadap tipikor. “Dengan bekerja sungguh-sungguh, saya yakin banyak lagi kepala daerah yang akan terjaring tipikor,” pungkas anggota Baleg DPR RI tersebut.
Sebelumnya diberitakan Tim KPK yang berjumlah 9 orang melakukan operasi tangkap tangan (OTT) kepada Gubernur Provinsi Sulawesi Selatan Prof Dr Ir HM. Nurdin Abdullah, M. Agr di Rumah Jabatan Gubernur Sulawesi Selatan pada pukul sekitar 01.00 Wita.
Pihak-pihak yang diamankan telah sampai Jakarta dan sekitar jam 09.45 WIB tiba di Gedung merah putih KPK,” kata Plt Juru Bicara KPK Ali Fikri, Jakarta, Sabtu, 27 Februari.*** (Red)
Komentar