Fazril Ale : Prihatin Terhadap Atlet Berprestasi Dalam Dunia Pendidikan

Headline879 Dilihat

TintaRakyat.com, Padang – Dalam dunia pendidikan saat ini, atlet berprestasi yang sudah berkancah di kejuaraan nasional pun bisa tertinggal kelas, hal ini disampaikan oleh Fazril Ale sebagai Wakil Ketua Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI), Sumatera Barat (Sumbar), saat dimintai keterangan di Gedung Olahraga GOR Prayoga, Kota Padang, Sumatera Barat. Selasa (30/6/20).

Fazril Ale selaku Wakil Ketua KONI Sumbar, memberikan pandangan kepada pihak sekolah agar setiap atlet bisa diberi perhatian khusus. Karena jarang sekali atlet yang berasal dari kalangan pelajar bisa meraih prestasi gemilang di bidangnya.

“Atlet yang berasal dari kalangan pelajar ini seharusnya diberikan perhatian khusus atau nilai tambah untuk kenaikan kelas, karena atlet yang berasal dari kalangan pelajar ini adalah aset bagi Daerah dimasa depan,” ujar Ale.

Menurut Fazril Ale, setiap sekolah memang mempunyai tolak ukur (parameter) untuk menaikan anak murid ke tingkat selanjutnya atau syarat kenaikan kelas. Tapi perlu disadari setiap sekolah harus mempunyai pertimbangan akan hal-hal yang menyangkut tentang pelajar tersebut.

“parameternya harus jelas, contohnya ada beberapa anak yang unggul lewat jalur prestasi, harusnya itu bisa menjadi pertimbangan bagi pihak sekolah untuk salah satu penunjang kenaikan kelas ataupun kelulusan,” jelasnya.

Fazril Ale mengatakan, seorang pelajar tidak mungkin bisa memenuhi semua pelajaran yang ada di sekolah, karena setiap anak mempunyai kemampuan yang berbeda-beda. Ada beberapa anak yang mungkin unggul di bidang matematika, tapi tidak dengan mata pelajaran lainnya.
Apalagi anak ini adalah seorang atlet, dimana sudah menoreh prestasi di berbagai pertandingan.

“Pelajar ini sudah banyak mengikuti berbagai kejuaraan, saya harap semua pihak harus mendukung. Jangan sampai dengan minimnya perhatian kepada atlet ini psikologi kedepannya jadi terganggu,” pungkasnya.

Wakil Ketua KONI Sumbar ini juga mengatakan, kalau untuk menjadi seorang guru itu harus menjalankan kode etik terhadap anak didik.
Seperti: niat ikhlas, kasih sayang, kebijaksanaan dan memberikan teladan bagi setiap murid.

“Sebenarnya tidak ada kata menyerah bagi seorang guru untuk mendidik murid-muridnya, karna di lingkungan sekolah, guru adalah orang tua bagi murid. Jadi kalau ada guru yang berkata seperti itu harusnya berhenti menjadi guru, karena saya dulunya juga seorang guru makanya saya faham,” terangnya.

Di tempat yang sama Ketua Muay Thai Sumbar, Darmansyah menambahkan agar pihak sekolah memberikan dispensasi untuk atlet yang berprestasi.

“Kita berharap agar pihak sekolah bisa memberikan nilai tambah untuk menjadi salah satu syarat kenaikan kelas, karna pelajar ini adalah bibit unggul bagi muay thai Sumbar,” tambah Darmansyah.
(Bradie)

Komentar