Pariaman, Tinta Rakyat – Alda Riawan, salah seorang siswa SMAN 1 Padang Sago yang mendapat kesempatan emas 2025 ini. Ia lulus Seleksi Nasional Berdasarkan Prestasi (SNBP), di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FK-UI). Dilemanya, orangtua Alda hanyalah seorang buruh tani. Bagaimana ia mesti menghadapi ini?
Diketahui, Alda tinggal di Punco Ruyung, Nagari Batu Kalang, Kecamatan VII Koto Padang Sago. Rumahnya sangatlah sederhana. Hasil perbaikan dari bantuan pascagempa dahsyat 2009 silam. Hanya ruang tamu kecil dan hanya satu kamar yang ada di rumahnya itu.
Namun kehidupan dengan ekonomi pas-pasan itu dijalaninya dengan penuh optimisme. Tidak hanya Alda, tetapi juga kedua orangtuanya yakni Irwan, (49) ayah dan Irma Suryani (42) ibu. Buktinya, mereka berhasil mendidik dan memotivasi Alda dalam mengejar cita-cita untuk menjadi seorang dokter.
“Menjadi dokter itu memang sudah cita-cita Alda sejak kecil. Sebab, dulu ceritanya waktu Alda kecil sempat sakit berat, tetapi kesulitan berobat karena kondisi keuangan,” ujar gadis kelahiran Puncoruyung 9 Desember 2007 ini, saat dikunjungi tim survei Aksi Solidaritas Piaman Laweh (ASPILA) yang dipimpin langsung oleh Ketuanya Azwar Anas beberapa waktu lalu.
Setelah mendengar cerita pilu dari orangtuanya, terutama masalah ekonomi. Alda membulatkan tekadnya sejak kecil, untuk bisa menjadi dokter, mengangkat derajat keluarganya. Saat mendapat kesempatan di SNBP, ia pun mengambil pilihan pertama Fakultas Kedokteran UI dan pilihan kedua di fakultas Kedokteran UNP.
“Saya ingin, apa yang dialami waktu kecil tidak akan dialami pula oleh orang-orang lain ketika berobat dengan saya nantinya,” tegas siswa peraih medali perak OSSI Kedokteran Tingkat Nasional tahun 2025 ini dan juga sebagai Duta GenRe Kabupaten Padang Pariaman tahun 2024.
Alda pun menceritakan, sekarang dilema yang dihadapi keluarganya memang masalah ekonomi. Namun, orangtuanya tetap optimis dapat mengumpulkan biaya untuk keberangkatan, kuliah dan selama tinggal di Pulau Jawa nantinya.
“Biaya kuliah Alda belum tahu. Namun dari informasi yang Alda cari-cari, Uang Kuliah Tunggal (UKT) di fakultas kedokteran UI itu antara Rp.500 ribu hingga Rp.25 juta,” ucap siswa peraih medali emas dalam OSSI Biologi Tingkat Nasional Tahun 2025 ini.
Ia mengaku sempat sedih, karena lulusnya di Kedokteran UI, menjadi beban berat bagi orangtuanya. Bahkan, ia sempat mendengar orang-orang bergosip kalau dirinya tak tahu diri.
“Tapi ibu saya bilang, tidak usah didengar kata orang. Saya optimis selalu ada jalan,” tukasnya.
Tak ingin berleha-leha, Ormas ASPILA langsung bergerak cepat mengunjungi tempat tinggal Alda.
Menurut Ketua ASPILA Azwar Anas kepada media melalui sambungan telepon, pada Kamis (3/4/2025) di Pariaman membenarkan hal yang dialami Alda tersebut.
Azwar Anas mengatakan, bahwa ASPILA sudah menyiapkan tempat tinggal Alda di Depok dengan gratis sampai dia wisuda. Dimana, lokasinya hanya berjarak ± 100 meter dari kampus UI dan sudah termasuk dengan biaya hariannya.
“Kami dari ASPILA sudah menyiapkan tempat tinggal Alda di Depok sampai dia menyampaikan kuliah. Untuk biaya kuliahnya, kami diskusikan dulu. Untuk saat ini, yang pasti tempat tinggal dan biaya harian Alda akan kami tanggung sampai wisuda. Insyaallah dengan aksi solidaritas kita bersama para donatur dari ranah dan rantau, semua masalah itu bisa kita atasi,” ucap pria yang sering disapa Anas itu.
Ditambahkan Azwar Anas, bahwa kegiatan ini didukung sepenuhnya oleh Pembina ASPILA Bapak H. M. Nazir dan donatur ASPILA Owner PT ARMINAREKA di Jakarta serta para donatur lainnya.
“Terima kasih kami ucapkan kepada Pembina dan para donatur ASPILA dimana saja berada, semoga semua yang telah diberikan bisa bermanfaat dan menjadi amal ibadah serta ladang pahala di akhirat kelak,” tutupnya. (AS)
Komentar