Berkah Ramadhan Penjual Timun Suri Desa Sukatani, Banyak Diminati Dari Luar Daerah

Lainnya749 Dilihat

Lampung Selatan tintarakyat.com

Setiap bulan suci ramadhan banyak bermunculan pedagang dadakan (musiman) baik makanan atau minuman untuk berbuka, tak terkecuali buah timun suri yang biasanya mudah ditemui saat bulan puasa.

Timun suri dalam bahasa ilmiahnya (Cucumis Mel L Var Retuculatus Naudin) ada yang menyebut dengan nama buah ini timun puan, biasanya menjadi bahan untuk campuran es yang rasanya menyegarkan.

Teksturnya lembut dan gembur membuat buah yang umumnya bewarna kuning cerah ini banyak diminati masyarakat.

Selain kuning cerah, ada juga timun suri yang bewarna kehijauan dan bermotif garis-garis.

Tidak ingin melewatkan peluang mendapat penghasilan, Edi Susanto (48), tiap tahun saat bulan Ramadhan ia menjual timun suri yang diambil dari petani wilayah Desa Sukatani, Kecamatan Kalianda Kabupaten Lampung Selatan.

Lokasi lapak jualannya yang berada di pinggir jalan tepatnya di dekat Masjid Nurul Ikhlas Jalan Lintas Desa Sukatani Rt.02 Rw.03 membuat siapa saja yang melintas pasti melihat dan beberapa ada yang tertarik membeli. Baik partai kecil maupun partai besar.

“Kalau timun suri saya jual Rp. 3000 per kilogram untuk tingkat agen. Namun jika pembeli partai besar, harga bisa nego, ” tutur Edi Susanto, pada SiagaOnline.com, Lamsel, Senin (27/3/2023).

Ia menambahkan, untuk tahun atau di Ramadhan 1444 H saat ini mengaku, sekarang timun suri sedang sulit didapatkan karena banyak yang panennya meleset dari perkiraan semula. Akibat faktor hujan seminggu sebelum puasa.

Namun kalau sekitar satu mingguan lagi, baru para petani panen raya. Baik itu timun suri maupun melon. Stok kita melimpah dan harga terjangkau.

“Alhamdulillah setiap hari banyak pembeli dan seringnya habis. Saya jualan dari pagi sampai sore, tapi  sebetulnya bergantung peminat juga. Ya per hari laku sekitar 6 kwintal bisa terjual,” ujarnya.

Dikatakan, Edi Susanto berjualan timun suri sudah tahun dari dulu. Menurutnya timun suri dari Desa Sukatani sudah terkenal manis dan segar. Sehingga banyak peminatnya dari luar kecamatan, bahkan dari luar kabupaten.

“Saya berjualan disini sudah sejak awal puasa. Ya jualannya pas momen puasa saja kalau di luar itu ya tidak laku dijual peminatnya sedikit. Saya sistemnya sekalian ambil banyak, jadi misal habis baru ambil lagi ke petani. Dan kita juga menanam sekitar 1/4 hektar,” terangnya. (Alfian/adi)

Komentar