Tuping 12 Jalankan Ritual Pada Hari “NGITAI MAJU” Keratuan Darah Putih

Lampung1813 Dilihat

Tintarakyat-Lampung Selatan

Angin berhembus lembut dari lereng gunung Raja Basa, menerpa desa desa dibawahnya. Sangsurya memancarkan sinarnya menebus diantara sela ranting pepohonan saat punggawa pemakai Tuping 12 (Topeng 12) melaksanakan prosesi “Belangekh” ( ritual mandi ) sebelum memakai Tuping 12 dalam acara arak arakan “Ngitai Maju” (ngunduh mantu/jemput pengantin perempuan Wulan Rezky Amalya S.Ak., M.Ak putri kedua bapak Syamsudin dan ibu Aspiroh dari Panjang Utara Bandar Lampung) pengantin calon Dunungan Keratuan Darah Putih yang baru.

Ritual Belangekh berlangsung di way Bakas (sungai laki laki) Desa Kuripan Kecamatan Penengahan Kabupaten Lampung Selatan, Rabu (7/5/2025) pukul 06.00 wib.

Belangekh dan Ngitai Maju merupakan bagian prosesi Bujenong Jakhu Makhga ( penobatan dan resepsi pernikahan ) Gusti Putra Aji A.md., S.T Putra Mahkota Keratuan Darah Putih atau putra Kandung bapak Erwisyahrial S.Sos gelar Dalom Kesuma Ratu ke-IV Kepala Kehadatan Keratuan Darah Putih saat ini dengan Ibu Junaida Marzuki gelar Ratu Mas.

Selain 12 punggawa pemegang/pemakai tuping 12 keratuan darah putih, momen ritual langka tersebut di saksikan langsung oleh warga 4 (pengeran Putra, pangeran Jimat, Pangeran Warga, Pangeran Imba) dan masyarakat desa Kuripan dan sekitarnya.

Punyimbang yang turut hadir mendampingi adalah :
Punyimbang Negri Pandan
Punyimbang Kekiling
Punyimbang Tebing Damakh
Punyimbang Kuripan
Punyimbang Bitting
Punyimbang Kelau
Punyimbang Ruang Tengah
Punyimbang Tetaan

Selanjutnya tuping 12, punyimbang punggawa, 4 warga mengiringi putra Mahkota Dunungan Dalom Kesuma Ratu beserta keluarga besar pukul 08.00 wib bertolak dari Lamban Balak ( Rumah Besar ) Desa Kuripan menuju tempat mempelai wanita, hal ini diberi nama “NEJAJAK” dan tiba di Panjang Bandar Lampung pukul 11.00 wib.

Perlu diketahui, pada moment hari NGITAI MAJU, dibagi 2 kelompok, yaitu :

Tim yang berangkat untuk Ngitai (menjemput) disebut “NGEJAJAK MAJU”
Tim yang menunggu di Keratuan disebut “MAPAK MAJU” (menyambut)

Tiba di Desa Kuripan, moment Mapak Maju kedua mempelai langsung di tandu dengan iringan formasi Tuping 12 dibagian garda terdepan, lalu tari Memandapan, di ikuti Tari Khudat menuju singgasana di Lamban Balak Keratuan.

Selanjutnya dengan dikawal Tuping 12 dan salah satu punyimbang menyampaikan sepatah dua patah kata dalam tata titih bahasa Lampung kepada Dunungan Dalom Kesuma Ratu di dampingi Istri Ratu Mas (Junaida Marzuki) untuk menyerahkan kedua pengantin.

Kemudian kedua pengantin melakukan sungkem kepada Dalom Kusuma Ratu dan Ratumas, selanjutnya rombongan pengantin dan besan memasuki Lamban Balak Keratuan Darah Putih.

Prosesi ritual demi ritual adat tersebut menjadi daya tarik bagi warga masyarakat dan generasi muda yang hadir antusias menyaksikan peristiwa yang terjadi 25 tahun sampai 30 tahun sekali itu.

(Hadi Kusuma)

Komentar