Terjadi Miskomunikasi, Janda Miskin Beranak Dua Gagal Dapat Bantuan Bedah Rumah

Lampung436 Dilihat

Lampung Selatan-tintarakyat.com

Win Widiyanti seorang janda miskin yang beranak dua yang beralamat di RT 08 RW 04, Desa Sripendowo, Kecamatan Ketapang Kabupaten Lampung Selatan sempat senang dan bergembira ketika tau adanya kunjungan Bupati Lampung Selatan Hi. Nanang Ermanto dan rombongan akan meninjau sekaligus memberikan bantuan Program Rumah Tak Layak Huni (RTLH) dari Pemerintah Kabupaten Lampung Selatan.

IMG 20230605 WA0013 compress67

Namun harapan  janda miskin tersebut pupus lah sudah ketika tau Bupati dan rombongan meninjau rumah warga  yang lain di Desa Sri Pendowo.

Dari informasi yang di terima media ini di lokasi, bahwa telah terjadi miskomunikasi, sehingga ada perubahan rencana peninjauan ke rumah warga Desa Sri Pendowo yang lainnya.

Dari pantauan jurnalis bersama tim Srikandi, camat Ketapang, Kades Sri Pendowo serta beberapa kepala Desa tampak kediaman yang selama ini menjadi tempat berteduh Win Widiyanti sungguh sangat memprihatikan.

Rumah berdinding gribik (bilik Bambu) lapuk dan reyot itu ditinggali Win Widiyanti (32) bersama kedua sang buah hatinya yang masih balita. Dengan kondisi rumahnya yang sangat tidak layak huni dengan ukuran 3 meter x 4 meter. Dan beratap genteng yang sudah berantakan. Dan rumah tersebut selalu bocor jika hujan turun.

”Memang kalau musim hujan selalu bocor, karena genting banyak yang rontok akibat bambu dudukan atau rengnya patah , juga dinding bambu bolong. Percikan air masuk,” ungkap Win Widiyanti, Senin (5/6/2023).

Di ketahui, Win Widiyanti kesehariannya hanya sebagai ibu rumah tangga dan buruh tani. Penghasilan dia juga tidak pasti. Niat untuk memperbaiki rumah secara mandiri tak pernah kesampaian. Karena untuk makan sehari-hari saja kembang kempis.

”Kami kerja kalau ada yang menyuruh tanam padi atau upahan ngupas jagung. Kalau panen paling cari sisa jagung (ngeleles) di ladang,” ujar Win Widiyanti.

Sebelumnya Ia berharap kunjungan Bupati Lampung Selatan Hi. Nanang Ermanto kerumahnya, Namun gagal dan malah yang mendapat tetangga sebelah gang rumahnya. Padahal data dan bukti fisik rumahnya sudah diajukan oleh Srikandi Kecamatan Ketapang dan sebelumnya clear akan mendapatkan bantuan. Namun rezeki sudah nampak, namun gagal diraihnya.

Dari pantauan dilapangan, bantuan secara simbolis yang diserahkan oleh Bupati Lampung Selatan bersama Baznas Lampung Selatan terhadap tetangganya tersebut dinilai tidak tepat sasaran. Karena kondisi rumahnya masin layak huni dan masih kokoh.(05/06)

Penyebab gagalnya Win Widiyanti mendapatkan bantuan program bedah rumah tidak layak huni dikarenakan ada kesalahan teknis atau miskomunikasi antara pihak stakeholder. Dan akan di coba diajukan ulang untuk mendapatkan bantuan program bedah rumah dikemudian hari.

Hal tersebut dikatakan oleh Ketua Srikandi Kecamatan Ketapang, Sriyanti kepada awak media di lokasi. Bahwa iapun ikut sedikit ada rasa kecewa dan sedih, karena rumah warga yang dinilai sangat memprihatinkan apalagi berstatus janda. Namun ia tetap optimis dan memberikan motivasi untuk tetap bersabar dan akan diajukan kembali.

“Kalau dibilang kecewa ‘ya pastilah itu. Namun tetap kita berusaha akan ajukan kembali. Namun saat ditanya jika pengajuan kedua ini gagal, iapun menjawab tetap menerapkan gotong-royong. Namun jika gagal lagi opsi terakhir jalur politik, merangkul para Caleg di Dapil 3. Namun ia berharap Pemkab bisa membantu bedah rumah milik Win Widiyanti yang berlokasi di RT 08 RW 04 Desa Sripendowo, ” harapnya.

Sementara Camat Ketapang Rendy Eko Supriyanto, S. STP didampingi Kepala Desa Sripendowo Chandra Irawan bersama Ketua Apdesi Kecamatan Ketapang I Nyoman Prima Wijaya dan Kades Ruguk, Saiful, S.E dan Ketua Srikandi Kecamatan Sriyanti memberikan motivasi serta tetap mengharapkan kepada Pemerintah Desa Sripendowo untuk giat gotong-royong guna mengatasi hal-hal yang tak sesuai harapan.

Sedangkan Kepala Desa Sripendowo Candra Irawan akan mencoba bermusyawarah, apakah cukup dibantu melalui program stimulan yang bersumber dari anggaran dana desa. Jika Pemkab Lamsel tak bisa membantu membedah rumah tidak layak huni milik warganya tersebut.

“Ya, kita akan bermusyawarah dengan aparatur desa serta lembaga desa, apakah bisa dicover melalui program bantuan stimulan material bedah rumah Rp.10 juta dari dana desa. Jika nanti bisa, kita akan anggarkan, ” terangnya. (adi)

Komentar