Rembug Stunting 2025, Pemdes Ketapang Tanggapi Usulan Para Kader

Nagari / Desa92 Dilihat

Tintarakyat-Lampung Selatan

Pemerintah Desa Ketapang Kecamatan Ketapang Kabupaten Lampung Selatan menggelar rembuk Stunting Tahun 2025.

Acara tersebut di buka Sekretaris Camat ( Sekcam ) Elhayati yang di dampingi, Kasi Kesos Kadek Sri Mahendra mewakili camat Ketapang Rendy Eko Supriyanto yang berlangsung di aula kantor desa Ketapang. Kamis (19/6/2025).

Selain Sekcam Ketapang, kegiatan itu dihadiri aparatur desa Ketapang, Bidan Dewi Setianova mewakili KUPT Puskesmas RawatInap Kecamatan Ketapang Zimmer Fernando Marpaung, Sodikin mewakili korluh Dalduk KB Kecamatan Ketapang, Pendamping Desa Kresnata, pra kader PKK, Kader Kesehatan, kader Lansia, kader posyandu.

Rembuk Stunting tersebut bertujuan membahas data dan informasi terkait stunting di wilayah desa antaralain:
*Mengidentifikasi akar masalah penyebab stunting.
Merumuskan solusi dan intervensi yang tepat untuk mengatasi stunting.
*Menyusun rencana aksi konvergensi pencegahan dan penanganan stunting.
*Meningkatkan komitmen dan partisipasi semua pihak terkait, termasuk pemerintah desa, kader kesehatan, tokoh masyarakat, dan masyarakat umum.

Bidan Desa Ketapang Siti Komariah memaparkan hasil
pendataan kader Tahun 2025 antara lain:
*Terdapat 52 ibu hamil
*Sasaran balita 187
*Balita dalam pemantauan 1 oarng
*Balita Stunting 2 orang
*Ibu Hamil KEK 3

Sekretaris Desa ( Sekdes ) Vebi Saputra mewakili Kades Hamsin
dalam sambutannya menyampaikan terimakasih kepada semua yang terlibat ( para kader, bidan desa ) yang telah berjuang keras dalam menangani kasus stunting meskipun masih ada 2 yang beresiko Stunting.

“Saya mengucapkan terimakasih kepada ibu semua yang telah bekerja, mendata dan menangani kasus stunting setiap bulannya. Kita hanya bagian pemerintah yang mengatur program di daerah dari pusat. Harapan kita bersama, kedepan desa kita sudah bebas stunting”. Ucap Veby Saputra.

Sementara Sekcam Elhayati menyampaikan bahwa acara rembuk stunting tersebut telah berjalan lima tahun, yang mana para kader telah memahami semua.

“Artinya kita hari ini lebih kepada evaluasi dan tindak lanjut. Evaluasi bagaimana kita melihat apa yang sudah dilaksanakan tahun tahun sebelumnya dan tahun ini. Silahkan para kader menyampaikan apa yang perlu di anggarkan di tahun 2026, nanti akan di bawa ke Musrenbangdes”. Ucapnya

Pada kesempatan itu, Ia juga mensosialisasikan tagline bupati Lampung Selatan Radityo Egi Pratama yaitu “Lampung Selatan Maju, Bissmillah Bisa” dengan penjabarannya untuk mulai di laksanakan dalam setiap kegiatan bagi aparatur desa.

Ia juga menyampaikan istilah dari Bupati Radityo Egi Pratama yaitu ” ABRI ” ( ASRI, BERSIH, RAPI,INDAH ) dan BKW (Bersih, Kering Wangi )
Hal itu berkaitan dengan kebersihan lingkungan sekitar maupun kantor tempat bekerja.

Dewi Setianova mewakili KUPT Puskesmas RawatInap Kecamatan Ketapang Zimmer Fernando Marpaung memaparkan kondisi stunting di Kecamatan Ketapang termasuk di desa Ketapang.

Dalam poin sambutannya Ia menerangkan dan mengharapkan kondisi anak beresiko Stunting diharapkan lulus bukan karena umur, melainkan dengan penanganan stunting itu sendiri.

“Harapan kami anak anak yang beresiko Stunting atau bermasalah gizi mendapat makanan tambahan khusus dan itu tidak hanya cukup sekali”. Harapnya

Sementara Sodikin mewakili Korluh Dalduk KB Abdur Roni menyampaikan saran bahwa pasangan yang akan menikah hendaknya tidak terlalu muda dan tidak terlalu tua/ idealnya sekitar umur 21 Tahun.
Karena menurutnya nantinya anak yang dihasilkan akan sehat, cerdas dan berkwalitas.
Maka ia meminta para kader dapat menyampaikan ke masyarakat dengan berkoordinasi dengan bidan desa.

Beberapa usulan dari para kader yang di catat dalam notulen pemdes Ketapang antara lain:

*Pemberian makan tambahan bergizi khusus ibu hamil KEK dan balita beresiko Stunting
*Penyediaan sanitasi dan air bersih
*Pembelian alat bayi kesehatan
*Edukasi dan pendampingan gizi keluarga
*Perbaikan pola asuh dan pola makanan.

Selanjutnya Sekcam Elhayati bersama bidan dan para kader serta aparatur desa melakukan kunjungan di rumah warga/ibu hamil dengan kondisi Kekurangan Energi Kronis.
(adi)

Komentar