Tinta Rakyat.Com,- Dampak dari kasus dugaan pemerasan di SPBU 24.374.65, yang terletak di Desa Gurun Mudo, Kecamatan Mandiangin, Kabupaten Sarolangun, Jambi pada Sabtu, 14 Oktober 2023, telah menyulitkan masyarakat yang hendak mengisi bahan bakar minyak (BBM). Diduga, kasus pemerasan ini melibatkan seorang wartawan dan seorang mafia minyak.
Ketika awak media melakukan investigasi lapangan, memang benar bahwa SPBU Gurun Mudo tidak lagi menjual BBM jenis Pertalite. Seorang petugas SPBU yang bertugas pada Jumat, 27 Oktober 2023, menjelaskan, “Kami belum dapat menyediakan Pertalite saat ini karena masalah pemerasan sebelumnya.” Saat ditanya berapa lama mereka tidak menjual Pertalite dan kapan akan kembali tersedia, ia mengakui bahwa sudah sejak satu minggu yang lalu tidak dijual, dan belum ada informasi kapan akan dijual lagi.
Namun, ketika awak media mencoba mencari informasi yang lebih valid dari Manajer SPBU Gurun Mudo, sang manajer tidak berada di tempat.
SPBU Gurun Mudo melayani pengisian BBM untuk konsumen dari dua kecamatan terdekat, yaitu Kecamatan Mandiangin dan beberapa desa di Kecamatan Pauh. Ini termasuk masyarakat dari Desa Semaran, Kelurahan Pauh, Gurun Tuo, dan Rengkiling. SPBU ini sangat penting dalam perputaran ekonomi di tingkat lokal hingga nasional, karena BBM menjadi kebutuhan penting bagi kendaraan setiap hari.
Seorang pengendara pick-up bernama Reno mengeluhkan kesulitannya dalam mendapatkan Pertalite. Ia harus pergi ke SPBU di Desa Karang Mendapo yang jauh dari tempat tinggalnya. “Saya kesulitan mengisi bensin, harus ke sana, jauh sekali,” katanya pada tanggal 27 Oktober 2023.
Selain itu, seorang pemuda yang hendak mengisi bensin dengan mobil minibus memutuskan untuk tidak beralih ke Pertamax, yang harganya lebih mahal, dan sangat kecewa dengan situasi ini. Ia merasa bahwa kesalahan segelintir orang tidak seharusnya memengaruhi banyak orang. “Saya kesal, urusan mereka seharusnya hanya urusan mereka. Masyarakat seharusnya tidak terkena dampaknya,” ungkapnya.(Ccp)