Benny Suharto Ungkap Alasan Jadi Walikota Bengkulu

Artikel, Daerah361 Dilihat

BENGKULU – Benny Suharto mengungkap alasannya menjadi Wali Kota Bengkulu. Mengaku ingin berkontribusi kepada kota kelahirannya.

“Ini bukan masalah pengen dan nggak pengen. Ini masalah pengabdian. Timbal balik ke kota kelahiran kita. Ya sayakan anak daerah. Kita pengen memberikan kontribusi ke Kota Bengkulu,” kata Benny saat didampingi istri tercintanya dalam silahturahmi temu kangen dengan keluarga besar, Jumat (13/09/2024).

Berkontribusi membangun Kota Bengkulu. Karena itu, setelah terpilih menjadi Wali Kota Bengkulu, dia langsung menggenjot pembangunan di titik-titik yang belum pernah tersentuh sebelumnya.

“Kita punya 11 pembangunan fisik yang prioritas di Kota Bengkulu. Titik yang tidak pernah disentuh pemimpin sebelumnya seperti pengendalian banjir, penanganan pasar, dan polemik sampah. atau mungkin titik yang sempat mati suri sebelumnya contoh terminal angkutan Ini kita lanjutin dan insyaallah nanti kalau 11 program ini selesai semua kita pengen kota Bengkulu bersaing dengan kota lainnya,” papar dia.

Benny Suharto tetap mempertahankan gaya kepemimpinannya sebagai pengusaha saat memimpin . Menurutnya, jika mengikuti gaya birokrat, kecepatan pembangunan di kota Bengkulu tidak akan bisa berjalan cepat..

“Sebenarnya nggak ada transisi dari swasta ke birokrasi. Saya tetap mempertahankan gaya lama saya. Kalau kita ngikutin gayanya birokrasi ya pasti tidak bisa secepat ini pembangunannya. Ya kita saling saling mengisi lah, saya juga beradaptasi dengan cara-cara di pemerintahan, misalnya, di kepala-kepala dinas dan lain-lain, tapi kita pengen kecepatannya seperti orang-orang swasta,” tutur Benny.

“Ya harus lebih cepat, memang APBD kita tidak sebesar kota lainnya. Istilahnya kita harus pintar menjemput bola. Dana dari pemerintah pusat itu besar, kalau perluh kita mengemis untuk mendapatkan. Demi pembangunan kota Bengkulu.” ujarnya

Infrastruktur pendidikan yang masih kurang. Saya sempat mendatangi sekolah saya dulu di kota Bengkulu. Saya lihat musholanya tidak berubah-ubah sampai sekarang. Bahkan jangan sampai demi gaya-gayaan yang bukan wewenang kita ambil alih. Akhirnya yang lain terbengkalai.

“Saya pingin seragam sekolah SD – SMP untuk anak anak didik. Kalau masih bisa di pakai tidak usah beli lagi. Contoh anak itu masuk sekolah kakaknya ada seragam sekolah itu. Kalau memang ada, orang tua wali murid tidak usah beli seragam baru lagi,” jelas Benny

Lalu kita pengen partisipasi publik, kita pengen partisipasi anak-anak muda untuk memberikan masukan dan lain-lain. Kita nggak pengen anak-anak mudanya pasif. (BS)

Komentar